Pemisahan Sekolah antara Laki-laki dan Perempuan di Iran: Keunggulan dan Kekurangannya
Apa itu pemisahan gender di sekolah?
Pemisahan gender di sekolah berarti siswa laki-laki dan perempuan belajar di lingkungan terpisah—baik di ruang kelas, fasilitas, maupun interaksi sosial sehari-hari. Di Iran, kebijakan ini berlaku hingga jenjang universitas dan dianggap sejalan dengan norma-norma sosial dan agama resmi negara.
Keunggulan Pemisahan Gender
-
Perlindungan moral dan ketentraman psikologis keluarga
Bagi keluarga religius, pemisahan diyakini dapat mencegah interaksi yang tidak diinginkan antara siswa laki-laki dan perempuan. Hal ini dianggap dapat mengurangi godaan hubungan pra-nikah dan memberi ketenangan pikiran bagi orang tua. -
Kepatuhan terhadap nilai budaya dan agama
Sekolah terpisah dipandang menegakkan ajaran Islam yang menekankan batasan interaksi antara laki-laki dan perempuan di usia remaja. -
Metode pengajaran yang disesuaikan
Ada pendapat bahwa pemisahan memungkinkan guru menyesuaikan teknik mengajar dengan gaya belajar menurut gender, sehingga dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Kekurangan / Risiko Pemisahan Gender
-
Kurangnya interaksi sosial lintas gender
Pemisahan membuat siswa kesulitan mengenal karakter dan perspektif lawan jenis sejak dini. Tanpa bimbingan formal, mereka sering mencari informasi dari internet yang tidak selalu sehat. -
Menyuburkan stereotip dan diskriminasi gender
Buku pelajaran di sekolah-sekolah Iran kerap memperlihatkan ketimpangan, misalnya tokoh laki-laki lebih dominan sementara perempuan lebih sering digambarkan dalam peran tradisional. -
Efek negatif terhadap perkembangan sosial dan emosional
Penelitian menunjukkan bahwa siswa di sekolah terpisah bisa jadi kurang terampil berkomunikasi dengan lawan jenis, yang berpengaruh hingga dewasa. -
Tidak terbukti meningkatkan prestasi belajar
Studi di Iran menemukan perbedaan prestasi akademis antara sekolah campuran dan terpisah tidak signifikan. Namun, terdapat ketimpangan sosial di mana perempuan secara umum lebih unggul dalam prestasi akademis maupun penerimaan sosial. -
Membatasi pilihan tenaga pengajar
Karena pengajar harus sejenis dengan siswa, fleksibilitas dalam rekrutmen guru berkurang. Selain itu, siswa kehilangan kesempatan mendapat pengalaman belajar dari sosok guru lawan jenis.
Perspektif dan Testimoni
Sejumlah warga Iran yang pernah menempuh pendidikan di sekolah terpisah menuturkan bahwa mereka kesulitan berinteraksi dengan lawan jenis di kemudian hari. Salah satunya mengatakan bahwa kurangnya keterampilan komunikasi menjadi salah satu penyebab tingginya angka perceraian di masyarakat.
Pemisahan siswa laki-laki dan perempuan di sekolah Iran berakar pada nilai agama dan norma sosial. Kebijakan ini menawarkan rasa aman serta kepatuhan budaya, tetapi juga menimbulkan tantangan berupa minimnya interaksi lintas gender, pelestarian stereotip, dan keterbatasan dalam pengembangan keterampilan sosial serta emosional.
Para ahli menilai bahwa apa pun bentuk sistem sekolah yang digunakan, perlu ada pendidikan seks serta pembinaan komunikasi lintas gender yang sehat baik di sekolah maupun keluarga. Dengan demikian, generasi muda tetap bisa memahami dan menghormati lawan jenis tanpa harus kehilangan jati diri budaya dan agama.

Komentar
Posting Komentar